tanjung benoa, nusa dua, puja mandala, berakhir di pandawa

Hari ketiga di Bali...

Setelah puas liat gunung dan sekitarnya, akhirnya kita belok ke pantai. Hari ini itenerary nya menelusuri Tanjung Benoa, Nusa Dua, dan Pantai Pandawa. Jaraknya lumayan dekat jika dibanding dengan perjalanan kita kemarin. Karena ini kali pertama saya mau ke Benoa, tapi enggan main air 😸. Terus ke Nusa Dua, disini khusus pengen berkunjung ke Pusat Peribadatan 5 Agama yang ada di Indonesia. Tempat beribadah 5 agama dalam satu kompleks, seru yaa. Dan terakhir kita ke Pantai Pandawa tengah hari, siang bolong. Welcome kepiting rebus 👽

Hari ketiga kita di Bali, kita putuskan untuk pindah di salah satu hotel kawasan central park Kuta, EveryDay Smart Hotel Kuta.  Karena dua hari sebelumnya kita nginap di daerah Tuban tepatnya persis dekat dengan Krisna Tuban, tinggal jalan kaki. Pertimbangan dua hari nginap di hotel sebelumnya itu karena itenerary perjalanannya banyak, pergi pagi dari hotel pulang malam, jadi pilihannya hotel yang bisa nyaman buat tidur saja. Kita dapat dari hasil hunting di situs online, salah satunya bisa di  hotels.com namanya CT1 Bali Bed & Breakfast .
Karen itenerary sudah agak longgar, dan besok harinya mau ke daerah seminyak, makanya  kita pilih moving ke daerah central park ini, dekat ke Mall Bali Galeria, dekat dengan Giant central park dan lainnya.




Kamar Hotel di Every Day Smart

sarapan di EveryDay Smart Hotel esok harinya
Perjalanan lanjut menuju Tanjung Benoa, disana gak bikin apa-apa, cuma liat-liat seperti apasih Tj.Benoa itu. Kebanyakan yang kita liat rombongan-rombongan bus, main air rame-rame lebih seru sepertinya. Dan kita cuma berdua. Jadi lain kali aja, mainnya. Disana gak sempat foto-foto langsung putar arah menuju Nusa Dua.

Perjalanan menuju Nusa Dua kurang lebih 15-20 menit dari Tj. Benoa, sepanjang jalan hotel-hotel mewah, karena  memang terkenal dengan kawasan yang elit. Hotel yang super luas, mungkin berkali-kali lipat lapangan sepak bola (mulai norak).
Lewat depan hotel tempat nginap Raja Salman sewaktu di Bali, Hotel St. Regis Bali, dikelilingi pohon-pohon layaknya hutan yang sepi, tapi berjejeran taxi-taxi yang menunggu penumpang layaknya pusat perbelanjaan. Menggambarkan kawasan yang super ekslusif sih. Beda dengan kawasan Kuta pokoknya.

Hotel Hilton Bali, Nusa Dua

Ritz Carlton Hotel, Nusa Dua Bali

Spot foto di jembatan Nusa Dua 👅

Kita tau kalau ada tempat peribadatan ini, dari pemberitaan di media. Sewaktu rombongan Raja Salman di Bali, mereka ada yang Sholat Jumat di Masjid kompleks peribadatan ini. Namanya Masjid Ibnu Batutah, karena bertepatan kita kesini hari Jumat, jadi pak suami sekalian Sholat juga disini. Biar ganteng kayak pangeran Arab 👀.
Selain Masjid Ibnu Batutah, ada 4 tempat ibadah agama lainnya. Ada Gereja Katolik, Gereja Kristen Protestan, Pura Jagat Natha untuk agama Hindu, dan Vihara untuk umat Budha.
Semua tempat ibadah ini, berjejer dalam satu kompleks, menggambarkan masyarakat Bali yang telorensi beragamnya tinggi.

Pusat peribadatan Puja Mandala Nusa Dua Bali
Masjid Agung Ibnu Batutah Puja Mandala Bali



Pura Jagatnatha Puja Mandala Bali

Gereja Protestan Jemaat Bukit Doa Puja Mandala Bali

Vihara Buddha Guna Puja Mandala Bali

Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa Puja Mandala Bali

Waktu kita kesini tepat banget dengan waktu Sholat Jumat, jadi pak suami masuk masjid, saya melipir bentar ke mini market yang ada pas depan jalan masjid. Sambil nunggu sambil mengamati orang-orang yang datang sholat. Agak susah membedakan memang yang mana pelancong dan yang mana masyarakat disana. Yang jelas, ada banyak bus pariwisata yang berhenti di parkiran. Jalanan di jaga pak polisi saking crowded nya. Dibantu dengan pecalang-pecalang yang dengan pakaian khas Bali membantu mengarahkan pengendara dan orang-orang yang akan masuk ke halaman masjid.

Tampak depan masjid Ibnu Batutah Puja Mandala Bali



Masjid Agung Ibnu Batutah

Setelah sholat, kita menuju destinasi terakhir yaitu Pantai Pandawa. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Puja Mandala, berkendara sekitar 20-25 menit. Karena kita hanya mengandalkan google maps, jadi sempat nyasar. Ketemu jalanan yang mentok. Jalanan yang terpotong, sepotong mendaki dan tanpa aspal, sepotong mulus. Padahal masih daerah nusa dua yang elit, tapi mungkin masih terpencil, serem juga sih pas lewat situ 💀.
Iya, kita ke pantai siang bolong, kayaknya salah susun itenerary 🙈
Tapi liat pemandangan pantainya yang bersih, dan tebing-tebing tinggi yang di belah, patung-patung berjejer di tebing, angin sepoi-sepoi yang berhembus, terbayar sih. Sepanjang tebing yang sudah di belah itu, di isi dengan pahatan patung-patung dewa-dewa. Cuma sempat merekam, gak sempat foto. Biaya masuk Rp. 8000/orang, lumayan murah. Tempatnya bersih, pantai jernih dan masih alami. Pas kesana ada yang lagi berdoa atau sembahyang di pantai. Dan menghanyutkan persembahannya ke pantai.

Tiket masuk Pantai Pandawa Bali

Gerbang Masuk Pantai Pandawa Bali






Terima Kasih yang sudah mau diminta tolong foto 💝



Setelah lelah dan gosong, kita akhirnya pulang menuju hotel, karena ada undangan makan malam dari temannya pak suami di Bali. Rencana ke Jimbaran buat dinner di skip, next time kalau ke Bali lagi.
Istirahat di hotel sebentar, malam harinya kita menuju daerah Legian. Nama warungnya 'Warung Legendaku'. Teman pak suami adalah ex pimpinan resto tersebut, sebab satu dan lain hal beliau mundur. Menurut cerita, awalnya resto ini menyediakan menu khas Bali, entah mengapa sekarang tidak lagi. Saat ini katanya masih buka, tapi yang disajikan sekarang seperti menu resto pada umumnya. Tempatnya cozy banget, khas bali lagi. Lengkap dengan bunyi jangkrik khas pedesaan.

Warung Legendaku, Jl. Kresna, Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali

Makan selesai, cerita-cerita, ngantuk dan pulang lah menuju hotel. Niat nya mau mampir ke Mall Bali Galleria lagi, tapi sudah jam 10 malam, dan besok masih ada agenda.
Gak sabar untuk cerita esok hari...💝




Comments

Popular Posts